Iklan

Radio YBJ 6 di Tanah Datar Luput dari Alur Sejarah, Wabup Perjuangkan ke Jakarta




Batusangkar (STD). Pemancar Radio YBJ 6 ikut berkontribusi besar dalam menyampaikan informasi kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih ada ditandai berjalannya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Dikutip dari tanahdatar.go.id, hal ini disampaikan Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, SH, MH saat audiensi di Kemenkopolhukam yang disambut secara langsung Deputi Bidang Kesatuan Bangsa Janedjri M. Gaffar di ruang rapat Nakula, Jakarta, Jumat (24/4/2021) menyampaikan radio YBJ6 sudah pasti berada di Kabupaten Tanah Datar akan tetapi tidak masuk dalam daftar draf Inpres pembangunan monumen nasional PDRI.

“Kedatangan kami di sini bukan hanya sekedar memperjuangkan pembangunan monumen nasional PDRI tetapi meluruskan sejarah terkait Radio YBJ6 ini, bagaimana eksistensinya yang berperan penting di masa kolonial Belanda sehingga kedaulatan RI dapat diakui dunia,” ujar Wabup.


Pembangunan monumen nasional PDRI itu dianggap sangat penting bagi suatu daerah yang terlibat ke dalam sejarah ini, bagaimana tidak, hal tersebut menyimbolkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat terjadinya kekosongan pemerintahan pada tahun 1948 sampai 1949.

“Sejarah telah mencatat tempat di mana Radio YBJ6 disiarkan, yakni di Lareh Aia Nagari Lubuk Jantan Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, mudah-mudahan usaha kita ini dapat diwujudkan dengan segera,” ujar Wabup Richi.

Senada dengan itu Bupati Tanah Datar Eka Putra yang menyampaikan pesannya melalui video singkat menyebutkan dengan modal perjuangan Radio YBJ 6 yang lolos dari gempuran Belanda, jalur sejarah YBJ 6 dari Lima Puluh Kota, Halaban, Pauh Tinggi Tanjung Bonai, Bodi Balai Tangah dan akhirnya harus disembunyikan melalui Batang Sinamar menuju Lareh Aia tepatnya di rumah Inyiak Soma adalah sejarah yang tidak boleh dilupakan dan dihilangkan begitu saja.

“Peran pejuang di jalur sejarah PDRI ini harus kita wariskan kepada generasi muda seluruh Indonesia, dengan sejarah maka nasionalisme anak bangsa ini akan menggelora sebagai semangat cinta tanah air. Untuk itu kami berharap semua pihak untuk melihat utuh sejarah PDRI ini dan tentunya kita jadikan kawasan jalur sejarah PDRI sebagai bagian utuh wisata sejarah bangsa ke depannya,” ungkap bupati.


Sementara itu, Deputi VI Bidang Kesatuan Bangsa Janedjri M. Gaffar mengatakan menyangkut permasalahan tersebut dapat diterima, dipertimbangkan dan ditelaah secara terperinci sehingga menemukan titik terangny

“Dari cerita versi Kabupaten Tanah Datar terkait perjuangan PDRI dimasa itu telah kami terima, kita akan mendengar versi lainnya dari berbagai sumber, untuk nantinya menjadi bahan diskusi melalui FGD yang melibatkan para ahli, guna mencari solusi atas permasalahan ini,” ujar Janedjri M. Gaffar.

Janedjri M. Gaffar menambahkan banyak hal yang dilakukan secara bersama tidak hanya kontruksi sejarah yang mampu membangkitkan rasa nasionalisme.




“Intinya bersama mengambil tangung jawab menumbuhkan rasa nasionalisme untuk generasi yang akan datang, mudah-mudahan apa yang kita semua inginkan terwujud,” ujar Janedjri M. Gaffar.

Hadir pada saat itu Sekretaris Deputi VI Kesatuan Bangsa Brigjen Polisi Laksana, M. Hum, Kabid Asisten Deputi VI Kesatuan Bangsa Kolonel Marinir Guslin, Kepala Kesbangpol Tanah Datar Irwan, Kepala Dinas Pendidikan Tanah Datar Riswandi, Kabid Kebudayaan Abrar Mukhlis dan Wali Nagari Lubuak Jantan Mukhlis. (fjr)
Diberdayakan oleh Blogger.