Iklan

Sekilas Tentang Baharuddin Andoeska sang Pencipta Lagu Mars Tanah Datar


Batusangkar (STD) Baharudin Anak Doesoen Koto Anau dikenal B. Andoeska dan juga dipanggil Mak Etek Kombo dilahirkan di Koto Anau, Kabupaten Solok, 11 Februari 1948, sehingga saat ini sudah berusia 73 tahun.

Sosok ini tidak hanya dikenal sebagai pencipta lagu, aransemen musik, ia juga dikenal sebagai aransemen vokal, pelatih vokal atau paduan suara, pelukis, penyair, pemberita, penulis dan pengamat sosial budayapun dilakoninya.

Saat ditemui di salah satu kantor di komplek kantor Bupati Tanah Datar, Kamis (10/6/2021) ia menceritakan memang sedari kecil sudah jatuh hati di berbagai bidang seni telah mampu melahirkan ratusan lagu dari berbagai jenis genre yang berbeda.


Hal ini terasa sangat istimewa itu bisa dilakukannya meskipun ia tidak pernah mengikuti sekolah dan kursus musik, ia hanya memiliki bakat alami dan lebih banyak belajar sendiri atau autodidak.

Beberapa lagu populer ciptaannya antara lain "Rindu" (1971) dipopulerkan Ernie Djohan, "Indahnya Cinta Pertama" (1971) di populerkan Hetty Koes Endang. Sedangkan lagu minang, "Sansai den Surang (1972), "Guguak Manyambah" (1983) dan banyak lainnya termasuk beberapa lagu mars untuk Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.

Terkhusus tentang lagu Mars Tanah Datar, Mak Etek menyampaikan, lagu ini ia ciptakan pada zamannya Bupati Ikasuma Hamid.

"Lagu ini diminta buatkan pak Bupati Ika yang kemudian Saya serahkan ke pak Sekda yang dijabat pak Jufri di tahun 1994, dan Alhamdulillah lagu ini diterima dan masih diperdengarkan sampai sekarang," terang Mak Etek.


Mak Etek kemudian menggambarkan, proses pembuatan lagu ini ia harus memahami dan menelisik lebih dalam terhadap logo, lambang dan kebiasaan yang ada di Tanah Datar.

"Saya dalam melahirkan karya tidak mau sama dengan penulis ataupun bahkan asal jadi, kualitas adalah hal utama, termasuk juga untuk lagu Mars Tanah Datar. Setelah pendalaman dan penjiwaan karakter diperoleh maka lahirlah lirik mars yang kerab diperdengarkan saat ini," ujarnya.

Tidak itu saja, tambah Mak Etek, selepas kepemimpinan Ika sebagai Bupati, ia masih kerab diminta untuk menciptakan lagu dan menjadi pelatih di Tanah Datar.

"Bahkan semasa Almarhum Bupati Irdinansyah Tarmizi memimpin, Saya diminta istri beliau Ny. Emi untuk membuat lagu Mars PKK dan Alhamdulillah juga bisa terwujud dan dipakai dalam kegiatan PKK," tambahnya.


Mak Etek mengungkapkan, ia mengedepankan profesionalitas dan berkarya dalam bekerja. "Untuk penciptaan lagu membutuhkan waktu, untuk menjadi pengajar vokal ataupun paduan suara, Saya bersikap disiplin dan tak ada kata main-main, karena dengan sikap disiplin tentunya tujuan pembelajaran akan bisa tercapai dengan baik," ujarnya.  

Selanjutnya dalam bincang-bincang itu, ia juga memaparkan berbagai informasi terhadap budaya Minangkabau, baik Tanah Datar sebagai Luhak Nan Tuo, atau cerita mengenai keterikatan daerah asalnya Kabupaten Solok dengan Tanah Datar dilihat dari segi keturunannya adat dan budaya.

Tentu dari usia Beliau sudah sepuh, namun semangat beliau pantas diapresiasi. Tentunya kita doakan beliau diberi kesehatan dan terus menjadi sosok yang menjadi tauladan bagi generasi saat ini. (fjr)

Untuk mengetahui dan mengupas lebih dalam tentang B. Andoeska, silahkan download buku yang sudah berbentuk pdf dengan klik judul "Bunga Rampai Sumatera Barat MAESTRO SENI" penulis Zusneli Zubir, Ajisman, Rismadona, Nurmatias, Kadril.


Diberdayakan oleh Blogger.